Sabtu, 26 Mei 2012

Madrasah bukan second class






Musim penerimaan peserta didik baru, selalu di warnai dengan harap cemas oleh mereka yang hendak masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Baik dari yang SD ke tingkat SMP maupun dari SMP ke SMA.


Umumna baik anak maupun orang tua, selalu tergiur untuk masuk di sekolah yang bonafid (unggulan). Tentu saja, madrasah (sekolah berbasis agama) tidak masuk hitungan di sini. Madrasah masih di pahami sebagai ‘tempat pelarian’ ketika tidak di terima di sekolah negeri.

Pendek kata, madrasah seakan menjadi lembaga pendidikan kelas dua (second class) ang tidak di perhitungkan sama sekali. Padahal, banyak madrasah yang mampu bersaing dengan sekolah negeri dan memiliki prestasi gemilang, tanpa harus menyebutkan nama sekolah satu persatu.

Karenanya, pemahaman masyarakat bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan kelas dua, harus di luruskan. Madrasah, sebagaimana sekolah  negeri yang di anggap bonafid sekalipun, bisa bersaing, bahkan tak sedikitp yang bisa lebih baik.

Ini berarti, madrasah juga layak menjadi pilihan bagi anak untuk menentukan pilihan belajar ataupun pilihan orang tua untuk menyekolahkan anaknya.

Dengan memasukkan anak di madrasah, orang tua justru merasa bangga, karena anak tidak hanya di ajari ilmu pengetahuan,  juga pendidikan agama dan etika, yang pada era global ini, semakin di abaikan. 


Sumber asli majalah Ma’arif

0 komentar:

Posting Komentar