This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 28 Mei 2012

MOPDIK

Minggu, 27 Mei 2012

HIGH SCHOOL DISASTER


 (CHAPTER 7)

Story by Sierra
Soundtrack : Blackout by Breathe Carolina

Hari ini nggak kaya biasanya gue berangkat sekolah bareng Rheam. Eits tunggu-tunggu, jangan mikir kalau gue sama Rheam udah baikan ya. No, noway, never! Kata Rheam, karna gue udah jadi budaknya, jadi gue harus selalu siap sedia kapan pun juga. Udah kaya raja aja dia. Tapi mau gimana lagi, terpaksa atau nggak, tetep aja gue harus nurut.
Selain itu yang menurut gue bada dari biasanya.Saat gue melirik ke bagian leher Rheam, ia mengenakan syal yang gue liat kemaren di kamarnya. Gue benci mengakuinya, tapi syal itu nampak pas sekali dipakainya. Menang sih hari ini sedikit lebih dingin dari biasanya. Namun melihat benda berharga yang selama ini dijaganya baik-baik dikenakannya membuat gue sedikit surprise. Oya, mungkin ada yang bertanya-tanya dari mana gue tahu syal itu merupakan benda berharga bagi Rheam. Syal itu diletakkan di deretan barang antik miliknya dan dilipat dengan rapi diatas meja seakan tak pernah tersentuh hingga sekian lama alih-alih menggantungnya dalam lemari. Ujung syal itu juga memiliki inisial nama. Dua inisial nama yang sengaja dibuat seseorang. Sudah pasti syal itu memiliki arti spesial baginya.
Sampai di sekolah beberapa orang sempat melirik saat Rheam keluar dari mobil bersama gue. Sepertinya mereka penasaran kenapa gue sampai biasa berangkat sekolah bareng Rheam. Tapi Rheam kelihatan cuek saja ketika semua mata memandang kearahnya. Buru-buru gue ambil tas lalu bergeras pergi sebelum Rheam berulah lagi pagi ini. Namun terlambat, terdengar nama gue dipanggil dari belakang.
“Bawakan tas gue ke kelas. Gue mau langsung ke ruang OSIS, bisa kan?”
Tuh kan, lagi-lagi. Kena gue pagi ini.
Tanpa menjawab, langsung gue rengut tas Rheam dan berjalan ke kelasnya.
Sesampainya di kelas, gue merasa ragu untuk masuk. Bukan karna gue nggak tahu tempat duduk Rheam. Gue tahu dimana Rheam duduk saat sekali mengintipnya sehabis mengantar Lyoid ke ruang kepala sekolah. Tempat duduknya terletak persis dipinggir jendela. Namun rasanya aneh aja masuk ke kelas orang lain jika tak ada yang dikenal disana. Terlebih lagi kelas senior!
Hufff, dengen menarik nafas panjang gue putusin masuk ke kelas Rheam dengan tenang. Tenang, nggak ada yang merhatiin. Tinggal jalan aja ke kursi Rheam beberapa meter, taruh tasnya di meja, lalu pergi dan semuanya selesai. Mudah banget kan? Nggak mudah, semua mata saat ini memandang gue. Why???
Kenapa mereka semua liatin gue kaya maling gitu sih? Sialan, gue kira bakal mudah ngelakuin hal ini. Buru-buru gue letakin tuh tas sial ke mejanya dan dengan menahan malu keluar dari kelas secepatnya. Lain kali kalau disuruh masuk ke kelas Rheam gue mau pakai topeng aja. Sampai dikelas akhirnya gue baru bisa tenang.
“Lo nggak apa-apa, lun?” tanya Marin disebelah.
“Nggak, gue nggak apa-apa kok.” Kata gue sambil lepasin tas dari cangklongan dan menaruhnya diatas meja.
“Ohh, tumben lo cepet banget sampenya. Biasanya mepet jam lo baru datang.”
“Tadi gue sama Rheam, makanya cepet.” Nggak ada yang denger gue sebut nama Rheam kan?
“Elo sama Rheam? Kok bisa?” balas Marin berbisik.
“Bisa lah. Orang gue budaknya.
Nggak tau kenapa gue ngerasa ada yang merhatiin. Saat gue ngelirik ke samping, pandangan gue beradu dengan Lyoid
Dug dug dug.. jantung gue mulai berdetak keras lagi. Luca yang duduk disebelah Lyoid memerhatikan kami yang sedang bertatapan.
“Hai, met pagi.” sapa gue.
“Selamat pagi/Met pagi juga, Luna” balas Lyoid dan Luca hampir bersamaan. Gue tersenyum dan mengalihkan pandangan ke Marin. Marin menyenggol lengan gue tanda ada apa-apa. Dari ekspresinya bisa  dibaca dia sedang mencoba lagi menggoda gue.
“Marin apaan sih.” bisik gue.
“Gimana kenacannya kemarin sama si malaikat?” balasnya sambil berbisik dan melirik ke arah Lyoid berada.
“Bukan kencan dan jangan tanya sekarang. Nggak liat apa dia ada disebelah. Kalau ketahuan gimana?!” seru gue panik.
“Tapi janji nanti cerita ya?”
“Nggak janji. Gue ceritain nanti.”
“Janji? Atau gue bilangin nih..”
“Apaan sih. Bilangin ke siapa? Pokoknya gue nggak janji.”
“Bilangin ke Lyoid lo suka sama di—umphh”
Buru-buru mulutnya Marin gue tutup dengan tangan sebelum suaranya mengeras dan dapat di dengar orang lain. Tapi justru tindakan gue mengundang Lyoid dan Luca yang duduk di sebang bangku jadi penasaran. Sial. Gara-gara Marin nih. Batin gue.
“Iya-iya nanti gue cerita asal lo bisa diem.” bisik gue
“Sip”
--
Jam istirahat.. yuhuuu!! Sebelum Marin bisa mencegah gue untuk bercerita lebih banyak, hal paling bijak sana adalah kabur sebelum dilihat. Hehe.. Secepat kilat gue keluar kelas dan nggak tau harus kemana. Bukannya gue males cerita ke Marin yang udah jadi sohib gue sejak lama. Tapi gue malu ceritain ke jadian kemarin. Masa gue harus cerita masuk ke aparteman Lyoid lalu ngeliat dia setengah telanjang. Nggak lucu banget kan?
Jadi pertanyaannya, kemana sekarang gue harus pergi? Setelah setahun menimang-nimang kemana arah hidup gue akan menuju ups, maksudnya kemana arah kaki gue akan melangkah dan tidak juga mendapat ide, gue putusin mengikuti kemana saja kaki akan membawa gue bersamanya. Berjalan beberapa langkah di koridor, tubuh gue nubruk seseorang.
Aroma cemara langsung tercium saat hidung gue bersentuhan dengan kemeja orang itu. Jelas dia seorang cowok karna memiliki dada yang datar dan tubuh yang lebih tinggi dari gue. Aroma cemara yang yang gue hirup mengingatkan gue dengan aroma khas yang tak asing gue jumpai bila berada didekat seseorang. Sayangnya orang tersebut bukan orang yang sangat ingin gue jumpai saat ini. Melainkan orang yang sebisa mungkin harus gue hindarin. Rheam!
Tak butuh berapa lama untuk mendongakkan wajah dan melihat ke bola matanya. Tapi sial, dari jarak sedekat ini, memandang Rheam jadi tampak berbeda. Mendadak gue merasa Rheam lebih cakep dari biasanya. Bentuk wajahnya, warna bola matanya, dan kulit mulusnya tampak begitu sempurna jika diamati dari jarak dekat. Andai saja sebelum ini gue belum pernah ketemu Rheam dan hanya melihat Rheam dari jarak jauh tanpa benar-benar mengenal Rheam yang sesungguhnya, pastilah situasi saat ini amat sangat gue nantikan.
Rheam berdiri angkuh dihadapan gue. Mendadak gue tersadar dan bersiap melarikan diri.
‘Ngapain nih cowok ada disini. Ngapain juga gue harus ketemu dia tiap waktu.’ batin gue.
“Eh, elo mau kemana? Mau kabur lo?!” seru Rheam dari belakang.
Nah situ tau gue mau kabur, pake nanya.
“Siapa yang mau kabur, gue baru mau pergi ke..perpus.”
“Lo jelas mau kabur, perpus arahnya kan bukan disana.”
“Suka-suka gue dong mau lewat mana. Trus elo disini ngapain?” selidik gue.
Rheam jelas ada disini bukan karna nggak sengaja. Dia sudah ada disitu dan berdiri diam saat gue nabrak dia. Tampaknya dia memang sengaja nunggu disitu sampai gue lewat. Atau itu cuma perasaan gue?
“Terserah gue juga mo ngapain disini.” Balas Rheam kasar seperti biasa bila dia bicara ke gue.
Untungnya tak banyak orang disekitar kami. Koridor ini sempurna untuk Rheam, namun sayangnya bukan untuk gue.
“Ya udah kalo gitu, kita nggak ada urusan. Gue cabut dulu.”
Perfect, segera akhiri pembicaraan dan menjauh sejauh mungkin. Itu cara tepat untuk terhindar masalah dengan Rheam.
Mendadak tangan gue ditarik dari belakang. Tubuh gue mau tidak mau harus berbalik lagi.
“Siapa bilang kita nggak ada urusan?”
Sakit. Tangan gue sakit dicengkeram kuat oleh tangan kekar Rheam. Kesal rasanya tak bisa berkutik.
“Denger ya,” kata Rheam pelan namun tegas sambil lebih mendekatkan wajahnya ke muka gue. “Elo budak gue, gue berhak ngelakuin apa aja ke elo dan elo nggak boleh bantah. Sekarang lo ikut gue.”
Alih-alih marah atau merasa takut, muka gue justru memerah. Jarak diantara kami yang buat gue seperti ini. Gue ngerasa Rheam seakan sudah siap mencium gue dan pastinya hal itu merupakan hal mustahil terjadi.
Sekuat tenaga gue menepis pikiran itu dari benak dan berusaha meloloskan diri dari cengkraman Rheam. Akhirnya tangan gue berhasil lepas.
“Luna” Terdengar nama gue disebut dari belakang.
“Lyoid!?” seru gue setengah tak percaya. “Lo ada disini?” tanya gue sambil menghampirinya. Lyoid berdiri tak jauh dari tempat gue sehingga hanya butuh beberapa langkah untuk sampai dihadapannya.
“Iya,” jawab Lyoid singkat, nyaris tanpa ekspresi. Memang seperti itulah kebiasaannya.
“Umm.. kenapa lo ada disini?” lagi-lagi pertanyaan tolol. Ini koridor umum. Semua orang berhak lewat sini. Tak terkecuali Lyoid. Cuma kenapa bisa pas sekali waktunya, seakan Lyoid sengaja ngikutin gue untuk bisa bicara berhadapan seperti ini.
“Aku sengaja ingin bicara denganmu,” aku Lyoid.
Ups, dugaan gue nggak meleset.
“Ingin bicara sama gue?” gue mengulangi kata-katanya. Samar-samar rona merah mulai terbersit lagi di pipi.
“Iya, jika kamu ada waktu. Aku butuh bantuan sekali lagi.”
“Tentu saja gue ada waktu!” jawab gue bersemangat.
“Bagus lah.” balasnya sambil tersenyum. Waahh.. Lyoid tersenyum. Ini bukan  pertama kali gue melihatnya tersenyum. Sebelumnya gue pernah melihat pemandangan ajaib itu ketika sendirian bersamanya. Namun Lyoid tersenyum tetaplah sesuatu hal yang langka. Seakan hanya orang-orang istimewa saja yang berkesempatan menyaksikan pemandangan itu. Jadi gue termasuk orang istimewa? Mungkin saja.
“Kita pergi sekarang?” tawarnya.
Kata sepakat baru sampai di ujung lidah sebelum seseorang sudah lebih dulu merangkul pundak gue dari belakang. Mencengkeram gue erat dalam pelukannya sehingga membuat gue tersentak.
“Dia milik gue dan dia bakal pergi sama gue” Rheam yang sedari tadi terlupakan mulai bicara. Bodoh, kenapa gue bisa lupa ada Rheam? Dan kenapa juga dia ngucapin kata-kata itu dengan tegas seakan dia sedang marah pada Lyoid karna mainanya direbut olehnya. Dia memang terlihat kesal dan anehnya bersikap tanpa berusaha menutup-nutupi kedoknya seperti yang selama ini dia perlihatkan ke ortu atau ke orang lain.
Dan oh! Kata-katanya itu. Seperti seakan gue adalah benda miliknya dan dia berhak atas apapun dalam diri gue. Yang benar saja.
Tangan Rheam berada persis dibawah leher gue. Membuat gue sulit bernafas. Dia menawan gue dalam dekapannya dan seperti bernait tak kan melepaskannya hingga tujuannya tercapai. Gue memandang Lyoid dengan tatapan campuran antara takberdaya dan merasa bersalah. Namun yang gue lihat dari sorot mata Lyoid ialah hal yang sulit dipahami. Matanya lebih terfokus pada Rheam dan entah apa yang di pikirkannya. Ekspresinya tetap datar seperti biasa. Selama beberapa detik mereka saling berpandangan.
Entah apa pula yang dipikirkan oleh Rheam. Mungkin Rheam ingat kejadian di lapangan basket saat seseorang mematahkan karismanya ketika seorang siswa baru yang tak dikenal sebelumnya dengan mudahnya mencetak skor three point dari sudut lapangan. Dan dia ingat orang itu adalah Lyoid.
 Ini adalah saat-saat yang menengangkan. Rasanya gue sudah berdiri disini selama berjam-jam
Gue sedikit berharap Lyoid bakal nolongin gue lepas dari Rheam lalu membawa gue bersamanya. Seperti layaknya kesatria-kesatria dalam dongeng. Kesatria berkuda putih. Itu lah bayangan gue tentang Lyoid.
Beberapa detik rasanya seperti sejuta tahun dalam keheningan dan sesak nafas. Setelah menunggu lama, akhirnya kata-kata itu keluar dari mulut Lyoid.
“Kalau begitu lain kali saja. Sampai jumpa.”
Dan dia pun menghilang ditikungan. Secepat kilat seakan dia tak pernah ada disini sebelumnya. Rasa kecewa membanjiri diri gue. Bukan itu yang gue harapkan. Walau gue sudah tahu kenyataan Lyoid akan ninggalin gue bukan hal yang mengherankan. Gue masih nggak bisa nebak sikap Lyoid semenjak pertama bertemu dengannya. Namun begitu, tak sulit menebak kalau dia bakal ninggalin gue disituasi ini.
“Napa lo bengong?” bentakan Rheam membawa gue kembali pada dunia nyata. Gue nggak langsung ngejawab. Alih-alih menjawab pertanyaannya, gue injek kaki Rheam dan berlari ninggalin dia. Rheam berteriak dari belakang, tapi gue nggak perduli. Gue pikir Rheam bakal ngejar gue. Namun setelah berlari cukup jauh dari nya, baru gue sadari Rheam nggak ngejar gue. Untung saja.
“Rheam sialan!” tak sadar gue menggumankan kata-kata itu cukup keras sambil menendang kursi yang berada persis di depan gue. Nggak keras-keras amat sih, tapi kaki yang terbungkus dibalik sepatu gueberdenyut-dengut sebagai responnya.
Gue mengamati kursi  malang yang teronggok di lorong itu. Ternyata gue sedang berada di depan gudang. Tanpa sadar gue telah berlari kesini.
“Jadi namanya Rheam?” suara familiar itu kembali terdengar. “Apa kau mengenalnya?”
Oh tidak. Jangan tanyakan itu! Jangan sampai rahasia gue terbongkar oleh siapa pun. Terutama pada cowok satu ini.
Aku menoleh kearahnya. Selalu saja perasaan deg-deg-kan muncul tiap kali berhadapan dengannya. Dia menegakkan tubuhnya dari posisi bersandar di dinding. Gue menyadari dia sudah ada disini sebelumnya. Mendadak gue jadi mikir Lyoid ada dimana-mana seperti halnya Rheam.
“Iya,” sahut gue pelan. Sial. Gue benci mesti ngaku.
 “Kamu punya hubungan dengannya?” suara Lyoid tetap tenang namun terdengar menyelidik.
Gue mohon jangan tanya-tanya lagi. Rheam itu musuh gue yang secara tak sengaja dinobatkan menjadi sodara gue oleh ikatan pernikahan ortu. Udah puas
“Iya, dia saudara tiri gue.” Akhirnya gue ngaku.
Harusnya gue nggak ngaku pada siapapun. Kecuali Luca dan Marin. Gue udah bertekat pada diri sendiri nggak akan ngaku ke orang lain Rheam adalah saudara tiri gue. No way. Never.
Dengan Lyoid semuanya berbeda. Mulut gue tak kuasa berbohong. Bodoh. Harusnya Lyoid jadi satu-satunya orang terakhir yang mengetahui rahasia itu. Gue malah bocorin ke dia. Gimana coba entar kalau dia nggak mau deket-deket gue lagi karna dia kira gue deket sama cowok lain? But eits eits eits… Lyoid cemburu ke gue yang notabene cuma cewek ke-ge-er-an yang pernah nolongin dia dan berbicara beberapa patah kata lebih banyak dari orang lain yang dikenalnya di sekolah? Dari mana ide gila itu bisa muncul?
“Menarik sekali” ucapnya. Setelah itu dia tak berkata apa-apa lagi. Susah menebak apa yang dipikiran Lyoid dari balik wajah tanpa ekspresinya itu.

Sabtu, 26 Mei 2012

kata mutiara

Bila kegagalan itu bagai hujan, dan keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi.

Hidup itu maju kedepan! Bukan mundur ke belakang! Lupakan yg telah berlalu! Jadikan ia patokan untuk lebih baik dimasa depan.

Jadikanlah masa lalu sebagai pengalaman dan pelajaran, masa yang sedang berjalan isilah dengan amal dan perbuatan, dan masa depan janganlah terlalu diangan-angankan.

Berfikir sebelum berbuat adalah satu kebijaksanaan, berfikir setelah berbuat adalah satu kebodohan, sementara berbuat tanpa berfikir adalah seribu kebodohan.

Kejayaan adalah tangga bambu yang tidak dapat anda panjat dengan tangan yang masuk kedalam kantung celana.

Pandanglah orang yang di bawah kamu dan janganlah memandang kepada yang di atasmu, karena itu akan lebih layak bagimu untuk menyadari betapa beruntungnya dirimu.

KEPERCAYAAN itu seperti KEPERAWANAN, jangan berikan kepada sembarang orang. Sekali kita kehilangan, dia tidak bakal balik lagi. Hati-hati memberikan kepercayaan kepada orang lain

Bersedekahlah, agar harta tiada menipis, jadilah pemaaf, jika engkau ingin mulia, dan
Rendah hatilah, agar engkau tinggi derajatnya.

Sahabat sejati adalah mereka yang sanggup berada disisimu ketika kamu memerlukan sandaran, walaupun saat itu mereka lebih bisa berada di tempat lain yang lebih menyenangkan.

lebih baik wajah preman tapi hati beriman, daripada wajah sekuriti tapi hati hello kitty.

Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban, yang menjadi kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukses.

sumber asli http://beritama.com/kata-mutiara/

PENGORBANAN




Kusambut bintang di gelapnya malam
Rembulan indah kian menawan
Menyapa hati yang kesepian
Lantasan cinta yang tak lagi bisa di harapkan

Keikhlasan sebuah lili yang menyala
Demi mendapatkan secercah cahayanya
Bagaikan hatiku yang telah ku korbankan
Untuk kebahagiaanmu bersamanya

Engkau kesejukan di pagi hari
Dan engkaulah kehangatan di kala malam
Mengertilah kasih …
Tanpamu … sungguh hidupku tiada berarti


Sumber asli : majalah access

Madrasah bukan second class






Musim penerimaan peserta didik baru, selalu di warnai dengan harap cemas oleh mereka yang hendak masuk ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Baik dari yang SD ke tingkat SMP maupun dari SMP ke SMA.


Umumna baik anak maupun orang tua, selalu tergiur untuk masuk di sekolah yang bonafid (unggulan). Tentu saja, madrasah (sekolah berbasis agama) tidak masuk hitungan di sini. Madrasah masih di pahami sebagai ‘tempat pelarian’ ketika tidak di terima di sekolah negeri.

Pendek kata, madrasah seakan menjadi lembaga pendidikan kelas dua (second class) ang tidak di perhitungkan sama sekali. Padahal, banyak madrasah yang mampu bersaing dengan sekolah negeri dan memiliki prestasi gemilang, tanpa harus menyebutkan nama sekolah satu persatu.

Karenanya, pemahaman masyarakat bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan kelas dua, harus di luruskan. Madrasah, sebagaimana sekolah  negeri yang di anggap bonafid sekalipun, bisa bersaing, bahkan tak sedikitp yang bisa lebih baik.

Ini berarti, madrasah juga layak menjadi pilihan bagi anak untuk menentukan pilihan belajar ataupun pilihan orang tua untuk menyekolahkan anaknya.

Dengan memasukkan anak di madrasah, orang tua justru merasa bangga, karena anak tidak hanya di ajari ilmu pengetahuan,  juga pendidikan agama dan etika, yang pada era global ini, semakin di abaikan. 


Sumber asli majalah Ma’arif

IBU



Ibu….
Kau selalu hadir di hidupku
Di saat aku menangis
Kau yang mengusap air mata ku..
Di saat aku sedih
Kau yang menghiburku…
Di saat aku tersenyum
Enkaulah yang membuat tersenyum…
Terimakaih Ibu…




Ibu…
Maafkan aku yang tak pernah mengerti keadaanmu…
Di saat engkau sakit, di saat engkau sedih
Aku tak bisa apa- apa
Tak bisa menghiburmu…
Aku selalu membuatmu kecewa…
Maafkan aku Ibu…



                                    OLEH: WIWID E.W

AYAH-BUNDAKU



Bunda ...
engkau adalah
rembulan yang menari
dalam dadaku
Ayah ...
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku

Ayah.. Bunda..
kucintai kau berdua
seperti aku mencintai surga

Semoga Allah mencium ayah bunda
dalam taman-Nya yang terindah nanti



sumber asli http://cgvto.blogspot.com/2012/03/puisi-untuk-ayah-dan-bunda.html

BUNDA



Bunda....
disetiap kerut garis wajahmu
tersimpan berjuta deritamu
kau tetap ukir senyum
sembunyikan segalanya

Bunda....
kau abaikan bahagiamu
kau pertaruhkan nyawamu
demi buah hatimu
seluas samudera
setinggi langit diangkasa
takkan mampu menebus deritamu

Bunda....
ku tahu batinmu menangis
akan tingkah polah
keegoisan anakmu
kau hanya mengelus dada
kau tetap tersenyum bersahaja
terima kasih bunda...
tanpamu semua tiada arti
 
sumber asli http://cgvto.blogspot.com/2012/03/puisi-untuk-ayah-dan-bunda.html

Pantun penghilang Stess

Pohon kelapa, Pohon durian,
Pohon Cemara, Pohon Palem
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!

Pak haji makan permen
Habis itu mukulin boboho
Tetep aja gan walaupun kerennn
Lo tetep Mahoo

Jalan jalan mampir ke pariss
Ketemu cewek e ternyata setan
Wahhh Looo.... Mirissss
Jangan bilang maho gw padhal lo juga maho kan gan

Ada buaya
ada anjing
Dari semuanya
tetep gw yg paling ganteng

Burung irian
burung cendrawasih
Cukup sekian
terima kasih


Westlife bilang why do i love you..
Aku yang bilang, bosen liat lu..

Eh ada semut,..
Berdatangan masuk kolong..
Eh ada si Imuet..
Ternyata giginya ompong..


sumber asli http://forum.kompas.com/teras/72826-pantun-lucu-penghilang-stress.html

ENGKAULAH SURGAKU

Hari ini aku bertanya
Untuk diriku sendiri
Sederhana, tapi tak sesederhana itu
Untuk menjawabnya

Butuh waktu
Perjuangan
Kesungguhan
Entah...apa lagi

Tanya yang harus ku jawab
Dengan, benar..pasti
Hingga ku yakin
Itu...pasti benar

Tuhan..Engkau bilang
Surga ditelapak kaki ibu
Makna yang terbalut bahasa
Yang sulit ku terjemahkan

Biarkan ku coba mencari
Mulai hari ini..dan seterusnya.
Hingga kuberhenti
Kudapati semua jawab

Ibu...
Ijinkan aku mencari Surgamu
Yang masih rapat...tersimpan
Diantara rimbun belantara hidup

Ibu...
Kumohon petuahmu
Apa kan kubuat
Untuk bahagiamu

Ibu...
Tunjukkanlah
Arah mana kan ku tuju
Timur, selatan, barat atau utara
Tuk kudapat ungkap semua-jawab

By: Wong Alasan

DO'AMU IBU

Ibu...!
Aku tahu...
Semua letihmu itu tulus
Dan...akupun tahu
Bukan apa-apa yang engkau ingin
Engkau tak pernah inginkan apa-apa

Ibu...!
Dulu engkau pernah bilang
Cepatlah besar anakku !
Jadilah engkau orang besar
Yang membesarkan hati Ibu

Ibu...!
Semua hebatku
Tak kan pernah ada
Tanpa ikhlas pengorbananmu

Ibu...!
Sabdamu adalah do'a
Do'a yang nyaring terdengar
Dan pasti... didengar !

Bukan gelimang harta tuk membalas
Bukan pula, tahta dan mahkota
Bhakti, taat... menjaga hati
Itu saja...cari dan mesti kau beri


By: Wong alasan



sumber asli http://musttrie-art.blogspot.com/2012/02/puisi-ibu-doamu-ibu.html

Lantun Mahakam

Orang kaya banyak berharta
Ke Sumatra setiap tahun
Bismillah saya membuka kata
Berseni sastra membuat pantun
*
Daun ilalang pucuknya mati
Buah pisang berwarna hitam
Pantun dikarang penghibur hati
Turut kembangkan budaya Etam
*
Daun ilalang taruh di topi
Daun Kurma ditambah lagi
Pantun kukarang di malam sepi
Kala purnama telah meninggi
*
Ambil paku di Kota Raja
Di Kota Raja mendapat intan
Wahai saudaraku di mana saja
Pantun kukarang untuk kalian 



sumber asli http://abu_dillah.tripod.com/abu_dillah/id9.html

Arti Sebuah Pilihan

“Mamaaaaa.......Mamaaa.....jangan pergi Maaaa......tunggu lyla !!”. Dengan tersentak, lyla tersadarkan dari mimpi nya. Jantungnya berdetak dengan cepatnya. Ya dalam beberapa hari belakangan ini wajah mama nya sering sekali muncul mimpi nya itu. “ huufft!! ohh.....ternyata hanya mimpi” pikirnya dalam hati. Keringat tampak mulai membasahi kening lyla. Dia hanya termenung, Nampak sekali ada kesedihan yang cukup mendalam, sejak lyla di tinggalkan oleh mama nya tercinta beberapa tahun yang lalu. Setelah mama nya meninggal kehidupan nya berubah drastis. Sedangkan papa nya setelah perusahaan tempat kerjanya bangkrut kini menjadi pengagguran dan sering mabuk-mabukkan dan menjadi orang yang pemarah. Sering kali pula lyla bertengkar dengan papa nya itu. Lyla merupakan anak tunggal dalam keluarga nya. Jadi tampak jelas betapa sepi nya hidup lyla. “Maaa...kenapa sih harus tinggalin lyla sendiri?? lyla kangen banget ma Mama, lyla ingin sekali ketemu maaaa


!!”tanya lyla dalam hati. Airmatanya tampak membasahi kedua bola mata indah yang mulai berkaca – kaca itu. “Hiks...hiks...kenapa mama begitu cepat ninggalin lyla sih??. lyla kembali termenung tak habis pikir. Pikiran nya sangat kacau malam ini karena hampir setiap hari selalu bertengkar dengan papa nya, akibat kebiasaan mabuk nya itu.


Sesaat kemudian ia pun membaringkan kembali tubuhnya di tempat tidur. “besok aku ada janji sama rino. Aku harus cepat - cepat tidur dan bangun pagi-pagi”. Semoga esok pagi ada khabar gembira buat ku”. Pikir lyla dengan penuh harap. Tangan nya kemudian mengusap airmata yang tersisa di pipi nya. Sesaat kemudian lyla sudah kembali tertidur lelap. Meskipun pikirannya masih menerawang jauh di antara kegelapan malam.

********

“Duk,,duk,,duk,,duk”. Suara keras dari balik pintu membangunkan lyla dari tidur nya. Dari balik jendela tampak sinar matahari sudah mulai muncul. lyla lalu mengusap mata nya yang masih mengantuk. Sesaat kemudian terdengar lagi suara gedoran dari balik pintu di ikuti suara kasar. “duk..duk..duk. Lil buka pintunya!! papah mau bicara sama kamu!!. bentak papah dari balik pintu.
“cepetan buka pintu nya!! atau papa dobrak nih!”kata papa yang sudah mulai mengeluarkan kata – kata ancaman. Lyla segera membenahi pakaiannya. Sebelum membuka pintu, lyla menarik nafas dalam-dalam supaya pikirannya tenang sejenak.


Lalu pintu itu terbuka. Dari balik pintu terlihat wajah papa yang tampak marah sekali. Nafasnya mengendus-endus tanda emosinya sudah memuncak. “kamu sengaja Yaa tidak membukakan pintu kamar!! Kamu mau melawan papa Haaahh!!. bentak papa pada lyla sambil tangan kanan nya yang mulai terangkat.


“Tampar aja Pah! Lyla dah siap kok” kalau papah masih belum puas dengan yang semalam” jawab lyla dengan lantang. Matanya dengan tajam menatap papa nya yang kian emosi mendengar jawaban dari lyla.


“Papa butuh uang buat beli minuman!” bentak papa. Tangannya kemudian di turunkannya kembali. “Lyla lagi ga punya uang pah. Lagian....kan kemarin-kemarin uang baru aja lyla kasih ke papa”. Jawab lyla sedikit menahan emosinya karena sudah capek bertengkar dengan papa nya setiap saat.
“Udah habis,” jawabnya singkat.


“Jangan bohong kamu !!Cepetannnn! Mana duitnya!”. Bentak papa lagi yang sudah sangat tidak sabar.
“ Beneran nggak ada pah! Periksa aja dompet dan kamar lyla kalau ngak percaya !!” sambil tangan lyla menadahkan tangannya mempersilahkan papa nya memeriksa kamar lyla. Papanya lalu mendorong tubuh lyla dan masuk ke dalam kamarnya. Segala benda-benda yang dia temukan segera di lemparnya begitu saja. Dalam sekejap kamar itu pun menjadi berantakan tak beraturan. Lyla hanya terdiam melihat tingkah laku papa nya itu. Lyla mencoba untuk menahan airmatanya yang mulai keluar. Hati nya terasa sakit sekali melihat papa nya yang tak seperti dulu lagi.
“Mana dompet kamu!!” tanya papa dengan kesalnya.


“ itu di atas meja belajar lyla” jawab lyla singkat saja. Papa langsung beranjak dari tempat tidur menuju meja yang di tunjuk oleh lyla. Di ambilnya dompet itu, semua isinya dia keluarkan. Didalam nya hanya di temukan selembar uang 10 ribuan saja.


“ Cuma segini aja!! jangan bohong kamu!. Mana yang lainya berikan pada papa !!” dengan nada penuh ancaman ke lyla. Lyla hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata sepatah kata pun. “awas yaa...!! kalau papa temukan selain ini tau rasa kamu! Jawabnya singkat sambil matanya terus memperhatikan seluruh kamar lyla. Tak berapa lama pun akhirnya dia pergi begitu saja meninggalkan lyla seorang diri. Seketika itu pun airmata turun dengan derasnya membasahi kedua pipi lyla. Tubuhnya terasa lemas sekali dan akhirnya terjatuh. Lyla duduk bersandarkan titian di tempat tidur, dengan pikiran yang kacau.


“ Maaaa....huuu...huuu..huu.. sampai kapan harus seperti ini terus.” Lyla udah nggak tahan lagi maaa..” jawab lyla dengan suara surau nya. Tapi hanya angin sepi yang berhembus menghampirinya.

********


Suasana taman siang ini keliatan sepi sekali. Padahal hari ini adalah hari minggu, tidak seperti biasanya. “ mungkin karena cuaca mendung kali yaa? Jadi sepi gini” pikir lyla yang terduduk di antara bangku taman. Mata nya menatap ke sana ke mari. Tampaknya dia menunggu seseorang. Ya lyla kebetulan siang ini ada janji dengan rino kekasihnya itu bertemu di taman. Tanpa sadar lyla terlarut dalam lamunan panjang. Entah apa yang dipikirkannya, hanya dia yang tahu. Dan “ Heyyy....melamun aja” diikuti rasa terkejut nya lyla yang tersadar dari lamunannya.


“ kamu mengagetkan aja rin...kemana saja kamu baru jam segini datang!! “ tanya lyla pada rino. “ sory tadi ada urusan kantor bentar....oh ya kamu sudah makan belum lil? Tanya rino mengubah topik pembicaraan. Wajah nya terlihat serius sesekali terkadang tersenyum pada lyla.
“ Ga rin...aku ga lapar” jawab lyla dengan suara berat. Wajah nya menunjukkan suasana yang sedang mengalami permasalahan yang amat sangat.


Tiba – tiba tangan rino memegang tangan lyla. Di eratnya tangan yang mungil dan lembut itu. “ kamu pasti habis bertengkar lagi dengan papa mu ya? Kamu yang sabar yaa....mungkin Tuhan sedang memberikan ujian buat kamu...pada akhirnya nanti pun Dia akan memberikan jalan yang terbaik buat kamu Lil” wajah lyla hanya tertunduk mendengar nasehat dari rino. Tak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut nya. Rino terus menatap lyla dengan penuh senyum berharap sang kekasihnya menemukan kembali semangatnya yang hampir habis.


Beberapa saat keduanya hanya bisa terdiam. Lalu rino mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya. Sebuah amplop berwarna coklat dia sodorkan kepada lyla. “ nih ambil kalau kamu butuh” jawab rino. Lyla hanya tertegun melihatnya, lalu di terima nya amplop itu dengan kedua tangannya. “ maafkan aku rin kalau sudah merepotkan kamu...aku janji kok kalau sudah punya uang pasti aku ganti “ jawab lyla. Rino hanya mengangguk sambil tersenyum.


“ udah ga usah di pikirin cara bayarnya...kapan – kapan aja ga apa – apa kok, lagian aku juga ikhlas ngasih nya ke kamu”
Tampak binar mata nya memandang wajah rino dengan pekat. Senyum dan kesedihan menjadi satu dalam diri lyla. Di satu sisi ia merasa tak enak hati karena telah merepotkan kekasihna itu, tetapi di lain sisi ia tak punya pilihan lagi.
“ heyy...kenapa diam!!” tangan lembut rino menepuk bahu lyla dan matanya memandang lyla penuh senyum.


“ sekali lagi terima kasih ya rin. Aku janji kalau sudah punya uang akan ku bayar segera”. Setelah itu kedua insan manusia yang sedang di mabuk asmara itu hanya terdiam membisu menemani awan yg kian gelap. Dan hari pun semakin sore.

**********

“Dari mana saja kamu!!” wajah nya tampak penuh amarah memandang lyla. Lyla hanya menoleh sebentar lalu tampak acuh membiarkan begitu saja sesosok pria separuh baya yang adalah papa nya sendiri dan lalu melangkah menuju kamarnya.
Melihat tingkah laku lyla membuat amarahnya semakin memuncak di hampiri nya anak semata wayangnya itu, lalu tiba – tiba.


“ awww....sakit pah!!! di tariknya rambut lyla yang panjang sebahu itu dengan kuat oleh si papa. Lyla hanya bisa meringis menahan sakit. Lalu di ambilnya dengan paksa tas lyla.
Wajah nya berubah gembira saat ia menemukan sebuah amplop berisi uang pemberian rino dari dalam tas lyla.


Dengan sekejap lyla langsung menghampiri sang ayah tercinta dan berusaha merebut nya kembali. Dan “plakkkk” sebuah tamparan yang kuat mengenai pipi lyla. Lyla terjatuh, akan tetapi tangannya masih sempat meraih kaki sang papa untuk menahan nya yang hendak pergi.
“jangan pa itu lyla pinjam dari rino” pinta lyla dengan sangat.


“perduli setan!! Mo dari rino kek, dari siapa kek papa ga perduli” jawab papa dengan lantang.
“ hahaha akhir nya malam ini papa bisa minum sepuasnya”
“pah... jangan di ambil pah!!! itu buat kehidupan kita sehari – hari !!”
Lyla memegang erat kaki papa nya dan memohon dengan sangat. Memohon agar papa lyla mengurungkan niatnya itu. Akan tetapi, dengan tanpa pikir panjang lalu di dorongnya tubuh lyla hingga akhirnya ia tersungkur ke lantai.


“ kamu sama saja dengan mama mu itu, lebih baik kamu susul saja mama mu itu ke akherat!!!”
dengan tawa nya yang keras akhirnya ia pergi begitu saja meninggalkan lyla. Akhirnya ia pun menangis. Dan ia tak bisa menahan emosi lagi dan “ papah jahattttt!!!!” teriak lyla dengan sekuat tenaga di ikuti keheningan malam yang datang.


********


Telepon di rumah rino tiba – tiba saja berdering, saat itu ia sudah mulai akan beranjak tidur. Lalu segera di angkatnya telp itu.
“ rin.....ini aku lyla” jawab lyla dengan suara yang berat.
“ooo kamu lil.......tumben malam – malam telp? Kamu kenapa lil ada masalah lagi dengan papa mu ya?” simpati rino mendengar suara yang tidak biasa nya dari lyla.
“ ga kok rin aku baik – baik aja, kamu tak usah khawatirkan aku.” jelas lyla, tetapi dalam hati tetap saja rino perduli dengan kekasihnya itu.


Keduanya sempat terdiam beberapa saat sebelum akhirnya lyla kembali membuka pembicaraan.
“rin.... terima kasih banyak yach karena selama ini, jika aku selalu punya masalah kamu pasti selalu suport aku. Aku nggak tau lagi harus ngomong apa lagi ke kamu selain kata – kata ini” jawab lyla yang sedari tadi airmata nya telah membasahi kedua mata indah nya.
“kamu bicara apa sich lil? Aku jujur nggak mengerti maksud kamu?” rino tampak bertanya – tanya dalam hati.


“ nggak kok rin....aku cuma pengen ngomong aja ke kamu” sambil menahan tangis dan kesedihan yg di alami saat ini.

Suara lyla tampak terbata – bata mengucapkan kata – kata yang membuat rino menjadi heran ada apa gerangan dengan sang kekasih hati nya itu. Suasana kembali hening saat keduanya hanya terdiam tanpa sepatah kata pun.
“ rin....aku....aku...sayang kamu...” tiba – tiba telepon langsung terputus begitu rino mendengar kata – kata sayang yang terucap dari mulut lyla.
Di cobanya kembali untuk menelpon balik tetapi tidak ada jawaban, tampaknya telp lyla telah non aktif. Rino jadi berfikir – pikir sendiri tentang lyla. Rasa khawatir dan cemas seakan menghantui perasaannya.
“ rin... maafkan aku yach” ucap lyla dalam hati saat menutup telp itu.

*******

Udara dingin mulai menyelimuti pagi ini. Dari kejauhan tampak sesosok tubuh yang berjalan gontai menuju rumah lyla. Ya dia adalah papa nya lyla yang sedari malam tidak pulang, tampak berjalan dalam keadaan mabuk berat. Dia berjalan memasuki rumah itu tanpa berkata apapun. Matanya sayu berusaha menuju pintu kamar lyla.


“ duk...duk..duk..lil buka pintu nya!!!” seperti biasa kata-kata kasar sesekali keluar dari mulutnya.
Tetapi tidak ada jawaban dari dalam.
“lil!!! bukaaa!!!” suaranya mulai meninggi.
Emosinya seketika timbul, di buka nya pintu itu dengan sangat keras hingga menimbulkan suara “brakkk” akhirnya pintu terbuka. Suasana kamar gelap sekali.


“Lil dimana kamu !!jangan sembunyi jawabbb !” teriak papa saat memasuki kamar lyla. Dan tiba-tiba......raut wajah nya berubah seketika, sorot mata nya tertuju pada sudut ruangan. Disitu terlihat sesosok tubuh yang tergeletak lemas hampir tak bernyawa. Ia mendekati nya dengan perlahan di pandanginya sesosok tubuh itu yang ternyata adalah lyla putri satu-satu nya itu. Seketika emosi yang tadi nya memuncak berubah, badannya kelihatan kegetaran dan tak bisa bergerak sedikit pun.


“ li....lil....lyla” jawabnya dengan suara terbata-bata. Terduduk lah ia sambil memegang tangan dan wajah putrinya itu.
Sambil meneteskan airmata “ Lil ! Lil ! Bangun Lil.... Ini papa !!” di gerak – gerakkannya tubuh lyla tapi tidak ada jawaban.
Sekujur tubuh lyla bersimbah dengan darah yang keluar dari lengan tangan kirinya. Darah segar mengalir membasahi lantai kamar.
“li...lil.....bangun lil... Jangan pergi...” pinta papa dengan suara bergetar.




“ akhhhhhhhhhh...” di pukulnya lantai kamar beberapa kali sebagai tanda sebuah penyesalan yang amat sangat.
“ papa yang salah lil !! papa yang salah !!....seharusnya....seharusnya....” sesal nya tanpa bisa menjelaskan lebih panjang. Di benamkan wajahnya ke tubuh lyla, terdengar suarta tangis tiada henti di ucapkannya.
“ lil !! bangun lil !! jangan Tinggalkan Papa mu ini sendirian !!” tak habis – habisnya ia berkata tak karuan.


Tiba – tiba sesosok bayangan bergerak memegang nya. Papa lyla tampak kaget begitu tahu bahwa ternyata tangan lyla membelai rambutnya. Di lihatnya wajah lyla yang tengah sekarat itu terlihat tersenyum kepadanya. Antara senang dan sedih yang bercampur menjadi satu di dibelai nya wajah lyla.



“pa......pa........papah.....ga.....salah...kok” terucap kata – kata surau dari mulut lyla. Matanya hanya bisa memandangi wajah papa nya dengan tersenyum.
“ li.....li....lyla......kangen......sama.....mama”li....lyla.....ingin.....ketemu......sa...sama.....mama....pah”
jawab lyla dengan suara terbata – bata.
“ iya lil....papa yang salah...semua karena salah papa....”
“Ngg.....nggak.....pa....pa....papa....nggak.....salah kok”


“papa.....adalah....orang....yang....penuh tanggung jawab.....pada mama....dan juga....lyla”. Lyla......mau.....papa......seperti...du...dulu....lagi”.
Dengan mata yang berbinar-binar sambil memegang erat tangan lyla “ lil !! papa janji....mulai hari ini papa akan berubah !!! ya berubah demi kamu putri kecil ku !!”


“ I....iya.....lyla....percaya kok” jawab lyla yang terlihat pucat. “ iya papa janji !!! papa janji !! kita mulai lagi kehidupan ini dari awal yach”. Mulai besok ! Papa akan cari kerja, buat menghidupi kebutuhan sehari-hari kita lil !!”.



Lyla hanya tersenyum mendengar perkataan dari sang papa. Sesekali airmatanya mengalir membasahi pipinya. Lyla terlihat sangat bahagia melihat perubahan drastis dari papa nya itu. Ia sekan melihat sesosok pria yang ia kenal dulu sebelum mama nya meninggal.
“ pah...ja..jaga......diri....papa....baik-baik....yach..” seketika suara lyla terhenti, kesadarannya tiba – tiba hilang, tangan yang sedari tadi memegang pun lemas seketika.
“ Tidakkkkkkkkkkkkkkkk......lylaaaaaaaa !!!!!”

*******




“rin....rin...ini aku maya !!!!” jawab maya dengan tergesa -gesa.
“ada apa may ?? kok keliatan nya penting banget sampai pagi-pagi telp aku” jawab rino dengan terheran – heran.
“lil.....lyla rin !! lyla rin !!” hanya itu kata-kata yang terucap dari maya.
“ lyla kenapa may ?? jawab yang jelas dunk” jawab rino menjadi penasaran apa yang terjadi.
“lyla......lyla meninggal rin !! lyla meninggal !! jelas maya pada rino.


Bagai petir menyambar tubuh nya di pagi hari. Rino tak kuasa menahan gejolak dalam diri nya. Tubuhnya langsung lemas mendengar perkataan dari maya. Telp yang di pegangnya sedari tadi terlepas menghempas lantai. Kekhawatiran yang menjadi kenyataan, ia pun langsung terduduk di lantai di ikuti tangis dan sebuah penyesalan yang amat dalam mendengar berita kematian lyla.
“Rin ! Rin ! Kamu tidak apa – apa kan ? “ tanya maya berulang – ulang kali di balik telp.


Segera di ambilnya telp itu “ aku nggak apa – apa kok may...” kali ini suara rino terdengar surau tanda ia sangat terpukul sekali dengan apa yang menimpa diri nya.
Dengan bergegas segera ia menuju rumah lyla di temani oleh maya yang juga menjadi teman baik nya dan lyla.

******




Suasana pemakaman sedikit demi sedikit mulai di tinggal kan oleh para pelayat yang sedari tadi ikut menemani. Cuaca terlihat mendung tanda bahwa sebentar lagi akan datang hujan.
“ rin..... aku tunggu di mobil ya !! kamu yang tabah..... mungkin tuhan punya jalan sendiri buat lyla. Semoga ia tenang di alam sana” jelas maya memberi semangat pada rino.
“ iya may.... makasih ya” jawab rino.


Setelah itu maya meninggalkan rino seorang diri. Didekati nya gundukan tanah yang masih merah dan di taburi bunga itu. Terlihat papa lyla duduk dengan tangan memegang erat batu nisan yang tertulis nama lyla.


Rino mendekatinya dan duduk berada di samping pria separuh baya itu. “ oom....rino turut berduka cita atas meninngalnya lyla”. Lyla orang yang tegar dalam menghadapi masalah dan rino sangat sayang sekali sama lyla”. Rino ikut sedih atas kematian lyla” jelas rino dengan suara lirih.
Papa nya lyla pun menoleh dengan di ikuti senyuman ke arah rino. Di tepuk nya pundak rino dengan tangannya.


“ sama – sama nak rin.....lyla pasti juga sangat sayang sama kamu “. seharusnya oom yang berada di dalam kuburan ini bukan lyla....hiks...hiksss...” sesal nya sambil memegang erat batu nisan itu.
Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari saku kemeja hitam nya itu. “ ini kata -kata terakhir yang sepertinya di tulis oleh lyla sebelum meninggal, mungkin ini di tujukan buat kamu rin.....terimalah”.


Di serahkannya sepucuk kertas putih itu kepada rino. Sesaat kemudian ia berdiri dan melangkahkan diri meninggalkan rino, tampak dari kejauhan suara isak tangis nya terdengar tiada henti.

******



Titik – titik air sedikit demi sedikit jatuh ke atas bumi. Nampak nya hujan akan segera turun. Rino masih saja terpaku dengan kenyataan ini, di pandangi nya batu nisan itu oleh rino, di peganginya erat - erat. Terkadang ia pun mencium nya sesekali. “ seandai nya malam itu aku ada di sana.....aku.....aku pasti tidak akan biarkan hal ini terjadi lil !!” sebuah ungkapan dalam hati yang terucap dari mulut rino.
Lalu di bukanya sepucuk kertas yang di berikan oleh papa lyla kepadanya itu dan ia pun membacanya.

“dear rino....maafkan aku yach kalau aku tidak bisa menjadi yang terbaik buat kamu. Kamu pasti marah atas tindakan yang aku lakukan ini. Tapi !! tapi !! aku nggak punya pilihan lain rin. Aku sudah bosan dengan kehidupan ku ini. Aku ingin sekali bisa bebas!! lepas layaknya merpati putih di angkasa. Aku ingin menjadi seperti malaikat yang tak pernah mempunyai beban sama sekali. Meskipun aku tahu bahwa tindakan yang aku lakukan ini mungkin salah menurut mu. 

Rin....selama ini kamu telah banyak membantu aku, di saat aku sedih dan di saat aku senang kamu selalu berada di sisiku. Aku senang sekali rin, kamu sudah memberikan warna dalam dunia ku.....mudah – mudahan kamu mau memaafkan aku. Jujur dalam hati ku, aku sayang sekali sama kamu. Kamu jaga diri baik – baik yach. Mungkin suatu saat nanti kita akan di pertemukan kembali. Yaaaa....suatu saat nanti, dan aku pasti akan menunggu hari itu tiba !!”. luv lyla.


Bergetar hati rino membaca surat itu. Airmata nya menetes membasahi kertas itu. Dengan sekejap di peluknya gundukan tanah tempat bersemayamnya lyla. Di genggamnya erat – erat, seakan – akan lyla lah yang ia dekap.
“ lil.....bodoh kamu....hiks...hiks....kenapa kamu lakukan hal bodoh ini !!”. kamu pasti sadar bahwa perbuatan mu ini tidak akan menyelesaikan permasalahan yang kamu hadapi.... benar kan lil !!” sesal rino dengan tangan memukul – mukulkan ke tanah.


“ percuma aku menangis.... percuma aku menyesali ini semua....semua ini tidak akan mengembalikan kamu lagi”
“lil aku janji !! aku juga akan menunggu hari itu..... dan sampai kapan pun cinta ku ini tak akan pernah pudar”


“ yaaa....semoga kamu tenang di alam sana” rino mengakhiri pembicaraannya dan berdiri perlahan meninggalkan lyla seorang diri di lubang yang gelap itu. Dan akhirna hujan pun turun mengiringi kepergian rino. End

sumber asli http://www.anekaremaja.com/2011/12/kumpulan-cerita-pendek-remaja-arti.html

Jumat, 25 Mei 2012

Pantun Agama


Kalau Tuan pergi ke Kedah
Singgah semalam di Kuala Muda
Sembahyang itu perintah Tuhan
Jika ingkar masuk neraka

Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat

Kulit lembu celup samak
Mari buat tapak kasut
Harta dunia janganlah tamak
Kalau mati tidaklah ikut

Pak Kulup anak juragan
Mati diracun muntahkan darah
Hidup di dunia banyak dugaan
Kepada Allah kita berserah

Letak bunga di atas dulang
Sisipkan daun hiasan tepinya
Banyak berdoa selepas sembahyang
Mohon diampun dosa di dunia

Kamis, 24 Mei 2012

GAK BELAJAR


GARA- GARA GAK BELAJAR
Ini adalah cerita anak jaman sekarang yang terlalu menyepelekan belajar, mereka lebih mementingkan nongkrong, merokok, dan main ps. Menurut  mereka belajar adalah hal yg sangat sepele. Hal yg tidak berguna, padahal anggapan mereka salah besar.
Disuatu pagi ada segerombol anak- anak bandel, di antaranya adalah Fery, Febrian, Andre, Aan, Beny dan Anam. Mereka berasal dari MTs. Ternama. Mereka sudah kelas IX dan 2 hari lagi akan ujian, tetapi mereka masih berpedoman pada “ Belajar itu tak berguna, nasib di tangan Tuhan.” Padahal teman- teman mereka sudah sibuk belajar, ada yang meminta bantuan guru pembimbing, ada juga yang belajar melalui internet. Akan tetapi mereka masih asyik nongkrong, merokok, dan main ps.
Kini tibalah saat ujian, saat- saat yang menegangkan. Hari ini adalah ujian mapel Bahasa Inggris, anak- anak yang lain serius mengerjakan, tetapi mereka berenam kebingungan dalam mengerjakan soal ujian, akhirnya mereka nyari contekan sana- sini  dan buat ruangan jd ribut,  wal hasil, mereka bukannya dapat contekan malah ketahuan pengawas, ya udah lembar jawab mereka di minta dan mereka pun di keluarkan dari ruangan. Walaupun mereka tidak mau tapi mau bagaimana lagi, akhirnya mereka keluar dengan penuh penyesalan. Kemudian, malamnya Andre pergi kerumh seorang Dukun yang di percayai masyarakat bisa membantu menyelesaikan segala urusan.
“ada apa nak kamu ke sini?” Tanya si mbah.
“gini mbah saya mau minta tolong sama mbah” jawab Andre dg wajah penuh harap.
“mau minta tolong apa nak, mau minta jodoh ya?” tebak mbah dukun.
“ah… simbah…! Tidak mbah, saya kesini bukan untuk meminta jodoh, tetapi saya mau minta bantuan mbah agar saya dapat lulus, jika mbah bisa meluluskan saya maka saya akan membayar mahal..” kata Andre sedikit jengkel.
“itu gampang nak, kecil… besok kamu ujian apa? Tanya simbah.
“ujian MTK mbah…!” jawab Andre.
“ikuti petunjuk saya, nanti tepatnay pukul 00.00 kamu ambil buku MTK mu, kemudian ambil panci, masukkan buku ke dalam panci, masukkan juga 1 liter santan, tambahkan gula 1 kg, lalu panaskan kurag lebih 30 menit, setelah itu angkat panci dari atas kompor, kemudian ambillah air santan itu dan minumlah air santan itu maka kamu akan…” kata- kata mbah yg tiba- tiba di potong Andre.
“memangnya mau bikin kolak mbah?!” Potong Andre yang semakin jengkel.
“hahaha… kalau kamu pengen lulus ya belajar toh nak, gitu aja kok repot”. Jawab mbah dukun yang sedikit mempermalukan Andre.
“hu’uh… simbah, saya itu pengen lulus tanpa belajar!” bentak Andre.
“kamu ini ada- ada saja toh nak…ya sudah sekarang kamu pulang dan ambil bukumu lau belajarlah supaya kamu lulus!” kata simbah.
Akhirnya Andre pulang pikiran yang tak akruan arah dan tujuannya, setelah mendengarkan nasihat panjang kali lebar dari simbah. Pagi tiba, Andre cs udah muali kebingungan, ya sudah apa boleh but, akhirnya Andre cs  pasrah dengan jawaban seadanya. Seminggu kemudian, hasil ujian(nilai ujian) di umumkan. Seluruh anak kelas IX bersyukur karena telah lulus ujian, kecuali Andre cs. Andre sangat menyesali perbuatannya, dia telah menyepelekan belajar, dia lebih mementingkan hal yg tidak berguna, dan juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

OLEH: WIWID E.W